Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tragedi Medis

40 Persen Bayi yang Terpapar Alami Kematian Dini

Foto : Science Museum
A   A   A   Pengaturan Font

Obat Thalidomide (alpha-phthalimido-glutarimide) yang dikembangkan sebagai obat antikonvulsan yaitu obat yang dikembangkan untuk menghambat penyebaran kejang di otak dengan menekan penembakan neuron yang cepat dan berlebihan ternyata dapat digunakan untuk mengobati mual pada ibu hamil.

Widukind Lenz dalam laporannya berjudul A Short History of Thalidomide (1988) menyatakan obat ini juga diresepkan bagi preempuan untuk mengatasi mual di pagi hari selama awal kehamilan.

Perkiraan risiko terjadinya kelainan bawaan pada keturunan yang terpapar thalidomide selama masa kritis berkisar antara 10 hingga 50 persen menurut E Nowack dalam laporan berjudul The Sensitive Period of Thalidomide Embryopathy.

Alasan mengapa terdapat ketidakpastian dalam perkiraan ini adalah karena kurangnya studi epidemiologi karena ketidakmampuan untuk menentukan jumlah anak yang terpapar namun tidak terdampak.

Perlu juga dicatat bahwa angka kematian dini di antara bayi yang terpapar thalidomide adalah sekitar 40 persen. Penyebabnya karena adanya kelainan internal yang parah misalnya kelainan kardiovaskuler dan gastrointestinal.

Masih belum jelas faktor-faktor apa yang menentukan apakah embrio yang terpapar terkena dampaknya atau tidak, dan jika demikian, sistem apa yang terlibat. Kasus menarik mengenai kehamilan kembar dilaporkan dimana keturunannya menunjukkan manifestasi embriopati thalidomide yang sangat berbeda setelah paparan yang sama.

Thalidomide secara signifikan mengubah cara pandang terhadap risiko pengobatan pada kehamilan dan cara penilaian pengobatan dalam kaitannya dengan potensi risiko reproduksi.

Pada 1963, sebagai akibat langsung dari tragedi thalidomide, Departemen Kesehatan Persemakmuran membentuk Komite Evaluasi Obat Australia (ADEC) sebagai komite independen untuk memberi nasihat tentang keamanan obat-obatan baru yang diperkenalkan ke Australia dan untuk memantau dan mengevaluasi potensi efek samping. dari obat yang sudah tersedia.

Pada 2010, ADEC digantikan oleh Komite Penasihat Obat Resep (ACPM). Kategorisasi risiko penggunaan narkoba pada kehamilan di Australia (A-X) dibuat oleh ADEC, dan masih digunakan hingga saat ini dan sebagian besar menentukan peresepan obat selama kehamilan dan bagaimana persepsi risiko obat selama kehamilan baik oleh profesional kesehatan maupun konsumen.

Pada laman OG Magazine, Dr Debra Kennedy MBBS, FRACP, mengatakan untungnya belum ada lagi kasus thalidomide sejak awal 1960-an. Diharapkan tragedi serupa tidak terjadi di masa depan. Namun, penting bagi untuk memasuki era baru peresepan dan penggunaan obat-obatan selama kehamilan yang rasional dan berbasis bukti.

"Sehingga baik perempuan maupun profesional kesehatan memahami pro dan kontra penggunaan obat yang tepat selama kehamilan dan (menyusui) dan dapat membuat keputusan yang rasional sehingga mengoptimalkan kesehatan ibu hamil dan bayinya," tulis dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top