Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam I Indonesia Dinilai Tengah Hadapi Anomali Bencana Alam

30 Orang Dilaporkan Meninggal akibat Banjir di Sumbar

Foto : ANTARA/Muhammad Zulfikar

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto (kanan) memberikan paparan terkait bencana di Kota Padang, Senin (11/3/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

BNPB melaporkan 20.004 keluarga dievakuasi, 30 orang meninggal dunia, dan enam orang dinyatakan hilang akibat banjir dan longsor di Sumatera Barat.

PADANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengintensifkan pencarian korban banjir dan tanah longsor yang hingga kini belum ditemukan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

"Korban yang masih hilang tetap dilakukan pencarian," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto di Padang, Senin (11/3).

Kepala BNPB melaporkan sebanyak 30 warga di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda daerah itu pada Kamis (7/3). "Bencana ini cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

Selain korban jiwa, bencana hidrometeorologi juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur di Ranah Minang. Pemerintah setempat memperkirakan kerugian sementara mencapai 226 miliar rupiah lebih.

Menyikapi dampak bencana tersebut Presiden menginstruksikan BNPB merespons cepat kondisi yang terjadi di Tanah Air. Berdasarkan data instansi itu terdapat 12 kabupaten dan kota di Provinsi Sumbar yang terdampak banjir. "Dari 12 kabupaten dan kota itu, lima di antaranya menetapkan status darurat," ujarnya.

Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Pasaman Barat. "Kelima daerah ini terdampak bencana yang cukup masif dan besar," ucap Kepala BNPB.

Beberapa Faktor

Sementara itu, Gubernur Provinsi Sumbar Mahyeldi mengatakan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Kemudian bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Kepala BNPB mengatakan saat ini beberapa daerah di Tanah Air sedang menghadapi anomali bencana alam. "Kalau kita melihat fenomena di luar Sumatera Barat yang dikhawatirkan itu bencana hidrometeorologi kering," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang saat rapat koordinasi penanganan bencana di Kota Padang, Senin.

Meskipun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga akhir 2024 masih banyak hujan, namun BNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan. "Inilah anomali negara kita. Di Sumbar yang tiap tahun gempa, erupsi, banjir dan longsor. Namun, di provinsi sebelah terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujarnya. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top