Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Surat Utang - Banyak Investor Transaksi Rupiah di Luar Negeri

3 BUMN Akan Emisi Komodo Bonds

Foto : ISTIMEWA

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengatakan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menerbitkan surat utang global berdenominasi rupiah (Global IDR Bonds) atau Komodo Bonds. "Bonds yang ditawarkan sedang kami persiapkan tiga, yaitu Jasa Marga, Wijaya Karya, dan PLN," kata Rini ditemui di acara Investing in Infrastructure, Jakarta, Kamis (28/9).

Komodo Bonds merupakan efek bersifat utang berdenominasi rupiah yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga investor global. Rini memperkirakan BUMN yang menerbitkan surat utang tersebut di tahun ini adalah PT Jasa Marga Tbk (Persero) dan PT Wijaya Karya Tbk (Persero), sedangkan PT PLN (Persero) kemungkinan di kuartal I-2018.

"Harus rating internasional sehingga memakan waktu. Jadi targetnya Jasa Marga duluan, penawarannya minggu pertama November (2017)," ucap Rini. Menteri BUMN menjelaskan Komodo Bonds pada dasarnya adalah surat utang di luar negeri dalam rupiah. Hal tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya oleh Indonesia.

"Banyak investor asing yang mau beli surat utang rupiah, tapi tidak mau transaksinya di Indonesia melainkan di luar negeri. Ini yang kami coba ambil," kata dia.

Pembiayaan Infrastruktur

Penerbitan surat utang global sejenis Komodo Bonds tersebut juga pernah dilakukan oleh India dan Tiongkok. India melakukannya dengan Masala Bonds dengan mata uang rupee dan Tiongkok dengan Dim Sum Bonds dengan mata uang renminbi. "Kebanyakan juga soal infrastruktur. Jadi kami melihatnya kenapa tidak kita coba," ujar Rini.

Diperoleh informasi, pemerintah membutuhkan pendanaan infrastruktur sebesar 5.500 triliun rupiah dalam kurun waktu lima tahun ke depan atau 1.100 triliun rupiah per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 900 triliun kebutuhan investasi dapat dibiayai oleh pembiayaan dalam negeri sedangkan sisanya, 200 triliun rupiah per tahun dari luar negeri.

Potensi inilah yang bisa dimanfaatkan melaui Komodo Bonds. Sebelumnya, Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri, Royke Tumilaar, mengatakan saat ini merupakan momentum yang tepat bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat memperluas akses pendanaan ke pasar internasional. Sebab, kondisi ini didukung oleh inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS stabil, dan Indonesia telah mendapatkan peringkat investasi dari S&P.

"Global IDR Bonds menjadi alternatif sumber pembiayaan jangka panjang yang dibutuhkan oleh BUMN maupun perusahaan swasta," kata dia. Sedangkan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, menuturkan beberapa negara sukses menerbitkan instrumen surat utang dengan denominasi lokal, seperti Global Peso dari Filipina, Dim Sum Bonds dari Tiongkok, dan Masala Bonds dari India. "Presiden juga ingin nama instrumen ini Komodo Bonds," ujar Aloysius.

Menurut Aloysius, saat ini ada empat perusahaan BUMN yang bersiap menerbitkan Global IDR Bonds sebagai upaya penggalangan dana untuk membiayai proyek infrastruktur. Namun, dia belum bisa menyebutkan perusahaan BUMN apa saja yang akan menerbitkan Global IDR Bonds. "Saat ini sudah ada empat perusahaan yang bisa menerbitkan. Mereka yang revenue- nya rupiah dan memiliki belanja modal (capital expendicture/ capex) jangka panjang," terang Aloysius.

Ditambahkan Aloysius, bahwa Menteri BUMN, Rini Soemarno, juga sangat mendukung perusahaan BUMN yang ingin menerbitkan Global IDR Bonds. Asalkan perusahaan BUMN tersebut sudah memenuhi kriteria. Selain itu, perusahaan penerbit Global IDR Bonds itu juga harus memiliki rating yang marketable dari lembaga pemeringkat seperti S&P atau Moody`s. "Peringkatnya yang mendekati rating pemerintah, minimal single A minimal," pungkasnya.

Ant/ yni/AR-2

Penulis : Antara, Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top