Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

288 Artefak Repatriasi Segera Dipamerkan di Museum Nasional Indonesia

Foto : Koran Jakarta/Ditjen Kebudayaan

Beberapa artefak yang merupakan bagian dari 288 artefak bersejarah yang dipulangkan dari Belanda. Selanjutnya benda-benda bersejarah ini akan dipamerkan kepada publik di Museum Nasional Indonesia yang dibuka pada 15 Oktober 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dalam upaya berkelanjutan untuk memulihkan warisan budaya Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berusaha untuk memulangkan artefak yang masih berada di luar negeri. Yang terbaru lembaga tersebut mengumumkan kepulangan 288 artefak bersejarah dari Belanda.

"Pengembalian ini adalah bagian dari agenda repatriasi yang telah disetujui melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 2017," kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, di Amsterdam Belanda yang disampaikan melalui keterangan tertulis pada hari Senin (23/9).

Ia menerangkan, kesepakatan repatriasi ini melibatkan kerjasama intensif antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda, serta meliputi studi provenance yang mendalam untuk memastikan keaslian dan asal-usul setiap benda. Upaya ini penting dilakukan dalam rangka pemulihan dan pelestarian identitas nasional.

"Ini bukan sekadar tentang mengembalikan benda-benda, tetapi juga memahami dan menyebarkan pengetahuan tentang kekayaan sejarah dan budaya yang telah lama terpisah dari Tanah Air," ujarnya.

Proses repatriasi ini diawali dengan penandatanganan kesepakatan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Eppo Egbert Willem Bruins, di Wereldmuseum, Amsterdam. Upacara penandatanganan tersebut juga dihadiri oleh berbagai pejabat penting dari kedua negara, termasuk Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top