Pasar Modal Bergairah, BEI Tambah Dua Emiten Anyar

JAKARTA – Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan proses di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kali melalui bursa saham. Dengan melakukan IPO, perusahaan yang sebelumnya bersifat privat berubah menjadi perusahaan publik.

IPO bertujuan untuk mendapatkan modal baru untuk ekspansi bisnis, riset dan pengembangan, atau melunasi utang; meningkatkan citra dan kredibilitas perusahaan di mata investor, mitra bisnis, dan pelanggan; memberikan likuiditas kepada pemilik lama, seperti pendiri atau investor awal, yang ingin menjual sebagian sahamnya; dan memudahkan akses ke pendanaan di masa depan, misalnya dengan menerbitkan saham tambahan atau obligasi.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi kedatangan dua perusahaan baru yang mencatatkan perdana sahamnya atau menggelar Initial Public Offering (IPO), sehingga menggenapkan jumlah perusahaan tercatat di BEI menjadi sebanyak 953 perusahaan.

Adapun, kedua perusahaan yaitu PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI), masing- masing menjadi perusahaan tercatat ke sembilan dan ke sepuluh pada tahun 2025 di BEI.

“Journey menjadi perusahaan naik kelas dan scaling up baru saja kita mulai hari ini. Harapan kami, perusahaan dapat memanfaatkan dan meutilisasi pertumbuhan pasar modal dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang saat ini relatif stabil,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (10/3).

Bagi perusahaan tercatat baru, Nyoman mengingatkan bahwa untuk dapat bertumbuh harus memiliki dinamic capabilities (kapabilitas dinamis), terutama untuk menghadapi kondisi ketidakpastian perekonomian di tingkat global.

“Untuk dapat sustain, perusahaan harus dapat mendeteksi peluang dan ancaman eksternal, dan mampu menangkap peluang dengan segera melaksanakan strategi decision (sizing). Secara internal dapat segera menyesuaikan sumber daya kapabilitas organisasi dalam rangka menangkap opportunities,” ujar Nyoman.

Dia memastikan BEI akan selalu memberikan dukungan kepada perusahaan tercatat untuk selalu bertumbuh di pasar modal Indonesia, dengan memanfaatkan segala kesempatan yang ada.

Dalam IPO, PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) menawarkan sebanyak 612,66 juta saham atau setara 15 persen dari modal ditempatkan, dengan harga Rp216 per saham, sehingga meraih dana segar senilai Rp132,3 miliar.

Optimalkan Peluang

Direktur Utama MINE Ivo Wangarry menyebut peningkatan modal melalui IPO akan menjadikan perseroan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan dan mendukung program hilirisasi industri nikel yang saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah.

“Berkembangnya ekosistem Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik dunia yang membutuhkan dukungan nikel memberi nilai tambah bagi Perseroan untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang. Sebagai pelaku bisnis, kami berharap juga dapat mendukung Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia,” kata Ivo.

Dalam IPO, PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) menawarkan 450 juta saham baru atau 21,68 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga Rp25 per saham, sehingga memperoleh dana sebesar Rp53,1 miliar.

Direktur Utama KAQI Imam Sujono menjelaskan sebesar 69,65 persen dana IPO untuk belanja modal (capital expenditure) guna mendukung pengembangan usaha, dan sebesar 13,19 persen untuk kebutuhan operasional (operational expenditure).

“Termasuk pembelian suku cadang, sewa kendaraan operasional, dan pengembangan aplikasi, serta sisanya akan disalurkan sebagai pinjaman kepada beberapa anak usaha,” ujar Imam.

Karenanya, IPO adalah strategi keuangan yang dapat mengubah perusahaan dari privat menjadi publik, membuka peluang pertumbuhan lebih besar tetapi juga membawa tanggung jawab baru terhadap investor dan regulasi.