Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportasi Udara - Harus Mendapatkan Pemodal yang Kredibel

2019, Merpati Kembali Beroperasi

Foto : ANTARA/Muhamad Nasrun

Pesawat Merpati - Petugas bandara saat mengatur keberangkatan pesawat Merpati MA60 di Bandara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) akan beroperasi kembali pada 2019, setelah pihak manajemen perusahaan itu selesai melaksanakan restrukturisasi dan revitalisasi. Sebelumnya, Merpati telah berhenti beroperasi selama empat tahun terakhir, sejak 1 Februari 2014 karena kesulitan keuangan.


Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Asep Ekanugraha, mengatakan penerbangan perdana akan dilakukan tahun depan di Biak, Papua. Ke depan, Merpati akan lebih menyasar penerbangan di wilayah Indonesia Timur dan berpotensi pula membuka rute ke luar negeri.


"Rencana perusahaan pada saat dimulainya operasi penerbangan tahun depan akan dilakukan di Biak, Papua, yang selama ini merupakan salah satu basis utama Merpati," ujar Asep.


Maskapai ini dikabarkan akan mendapatkan suntikan dana 6,4 triliun rupiah dari Intra Asia Corpora, investor dalam negeri yang berafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa. Tapi, keputusan Merpati ini bergantung pada proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu (14/11).


Sejak perusahaan tidak beroperasi, manajemen mengklaim terus membenahi persoalan internal, salah satunya menyelesaikan hak karyawan yang tidak digaji selama beberapa waktu. Dia mengaku manajemen juga juga terus meyakinkan pemerintah dan swasta untuk berinvestasi agar Merpati kembali beroperasi.


Asep optimistis Merpati bisa bersaing dengan maskapai penerbangan lain yang ada saat ini. Apalagi pangsa pasar penerbangan di Indonesia masih terbuka luas.


Selama ini, pemerintah mendukung industri penerbangan dengan membangun banyak bandar udara di beberapa daerah.

Selain itu terdapat pula 10 destinasi wisata yang menjadi prioritas, yakni Danau Toba (Sumatra Utara), Belitung, Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah),

Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika Lombok (Nusa Tenggara Barat), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).


"Kami sudah belajar dari kejatuhan perusahaan dan saatnya menatap ke depan yang lebih baik. Apalagi selain pemerintah dan investor swasta yang mendukung, sudah banyak perusahaan asuransi yang ikut mendorong beroperasinya Merpati lagi," kata Asep.


Saat ini, struktur organisasi baru Merpati sudah selesai disusun, dan pihak investor swasta memastikan tidak meminta jabatan dalam susunan struktural kepemimpinan. Bagi pemerintah, aktivitas bisnis Merpati akan berdampak positif pada peningkatan penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja.


Meminta Syarat


Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati siap mendukung rencana PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) untuk kembali beroperasi. Namun, dia meminta syarat, perusahaan harus mendapatkan modal yang kredibel.


"Kalau seandainya mereka memiliki modalitas yang kredibel, kita siap mendukung secara baik," kata Sri Mulyani.


Sri Mulyani juga menginginkan investor yang akan menyuntikkan dana kepada Merpati, harus memiliki latar belakang yang jelas. Perusahaan itu tak hanya menawarkan ketertarikan, tapi juga masukan kepada maskapai, seperti keahlian, teknologi, dan dana.


"Yang saya inginkan adalah selalu track record," kata dia. mza/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Antara

Komentar

Komentar
()

Top