Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, tentang Hukuman Mati TKI, Ety Binti Toyyib di Arab Saudi

18 Tahun, Perjalanan Panjang Membebaskan Ety dari Hukuman Mati

Foto : KORAN JAKARTA/ MUHAMMAD UMAR FADLOLI
A   A   A   Pengaturan Font

Ety yang bekerja di Kota Taif, Arab Saudi, didakwa menjadi penyebab meninggalnya sang majikan yang bernama Faisal al-Ghamdi dengan tuduhan meracuni, pada 2001 silam.

Setelah terbebas dari hukuman mati, Ety tiba di Tanah Air pada 6 Juli di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Sebelum tiba di Indonesia, Ety juga sudah menjalani masa tahanan selama 18 tahun.

Seperti apa proses yang dilakukan pemerintah dalam membebaskan Ety binti Toyyib dari hukuman mati, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah, Minggu (12/7). Berikut petikannya.

Bagaimana proses yang dilakukan pemerintah dalam meloloskan TKI Ety dari hukuman mati di Arab Saudi sehingga bisa kembali ke Indonesia?

Upaya proses meloloskan Ety ini tentu tidak mudah. Untuk menyelamatkannya kita harus melewati proses negosiasi panjang dan alot. Namun, akhirnya dengan bantuan Perwakilan RI di Arab Saudi serta bantuan berbagai elemen masyarakat untuk menyelamatkan Ety. Alhamdulillah atas izin Allah, kita bersama-sama bisa menyelamatkannya dengan tebusan diyat sebesar SR 4 juta rupiah atau sekitar 15 miliar rupiah. Ini adalah penggalangan dana bersama-sama dengan elemen masyarakat terutama yg dilakukan oleh LAZISNU, F PKB DPR RI.

Berapa lama pemerintah melakukan proses tersebut?

Ini sangat lama, lebih dari 18 tahun. Setiap kali akan dieksekusi, kita negosiasi, ditunda. Akan dieksekusi, kita nego lagi dan ditunda. Hingga akhirnya perwakilan RI di Arab Saudi, melalui Bapak Dubes, keluarga atau ahli waris majikannya bersedia menerima diyat tersebut.

Bagaimana tanggapan Ety setelah dibantu pemerintah lolos dari hukuman mati?

Ya, tentu dia bersyukur dapat kembali ke Indonesia, kembali kepada keluarganya dengan selamat. Dan ada satu hikmah di luar proses penyelamatannya, kini Ety sudah hafal 30 juz Al-Quran.

Sesampainya di Indonesia, Ety diketahui positif Covid-19, tanggapannya seperti apa?

Kasus yang terjadi pada Ibu Ety terjadi karena pemulangan dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi melalui program deportasi, sehingga prosedur pemeriksaan sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia pada saat Ibu Ety akan dipulangkan tidak dilalui atau tidak sesuai prosedur.

Pada saat tiba di Bandara Soetta (Soekarno-Hatta), sesuai prosedur Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), selain dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, Ibu Ety juga langsung dilakukan rapid test dan hasil rapid test-nya adalah negatif pada saat itu.

Selanjutnya, yang bersangkutan dibawa ke Wisma Atlet untuk dilakukan karantina. Mengingat yang bersangkutan akan segera dipulangkan ke daerah asalnya (Majalengka), maka guna memastikan kondisi kesehatannya, dilakukan PCR test atau swab yang ternyata hasilnya (setelah tiga hari) positif.

Lalu, bagaimana kondisinya saat ini?

Saat ini, Ibu Ety dalam perawatan dan menjalani proses pengobatan sesuai standar Covid-19 di Wisma Atlet.

Ibu Menteri ikut menjemput, apakah sudah melakukan tes?

Sudah.

Hasilnya seperti apa?

Alhamdulillah, negatif. muhammad umar fadloli/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top