Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Bolivia

17 Orang Ditangkap dalam Kudeta yang Gagal

Foto : AFP/AIZAR RALDES

Penangkapan Tersangka | Sejumlah orang pada Kamis (27/6) digiring polisi karena diduga terlibat dalam upaya kudeta yang gagal di Bolivia pada Rabu (26/6) lalu. Hingga Kamis (27/6) aparat berwenang di Bolivia sudah menciduk 17 orang tersangka.

A   A   A   Pengaturan Font

LA PAZ - Pihak berwenang Bolivia pada Kamis (27/6) memperlihatkan 17 orang yang ditangkap setelah terjadi upaya kudeta yang gagal. Upaya kudeta itu sendiri telah memperdalam kekacauan politik di Bolivia yang saat ini terperosok dalam krisis ekonomi yang parah.

"Sebanyak 17 orang telah ditangkap karena berusaha melakukan kudeta di wilayah nasional," kata Menteri Dalam Negeri Bolivia, Eduardo del Castillo, dalam konferensi pers, seraya menerangkan bahwa mereka yang ditangkap termasuk personel militer aktif dan pensiunan serta warga sipil, sehubungan dengan upaya kudeta, dan tersangka lainnya saat ini masih dicari.

Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir di Bolivia karena terjadinya krisis ekonomi serta perselisihan politik antara Presiden Luis Arce dan mantan presiden berkuasa Evo Morales menjelang pemilu tahun 2025.

Polisi antihuru-hara terus mengawasi gedung-gedung pemerintah sehari setelah panglima militer Juan Jose Zuniga mengerahkan pasukan dan tank ke jantung Ibu Kota La Paz, di mana mereka mencoba mendobrak pintu istana presiden. Tak lama kemudian, tentara dan tank mundur dari alun-alun bersejarah Plaza Murillo, dan televisi lokal menyiarkan gambar penangkapan Jenderal Zuniga.

Selain Zuniga, panglima Angkatan Laut Bolivia, Juan Arnez Salvador, juga ditangkap. Kedua pria tersebut menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara atas kejahatan terorisme dan pemberontakan bersenjata, kata jaksa.

Menteri Del Castillo membenarkan bahwa Zuniga dan mantan panglima angkatan laut Juan Arnez Salvador memimpin kelompok konspirator yang ingin menjatuhkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.

Menurut sang menteri, sehari sebelum pemberontakan militer, Presiden Arce memberitahu panglima militer bahwa dia dibebastugaskan karena tindakannya tidak sejalan dengan konstitusi politik menyusul beberapa serangan yang dilakukan Zuniga terhadap Morales.

Sedangkan Zuniga membela diri, menuduh Presiden Arce telah mengatur upaya kudeta ini untuk meningkatkan popularitasnya. "Presiden mengatakan kepada saya bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk meningkatkan popularitasnya," klaim Zuniga pada Rabu (26/6).

Terpolarisasi

Bolivia yang memiliki sejarah panjang kudeta militer, dalam beberapa pekan terakhir diguncang krisis ekonomi akibat anjloknya produksi gas dan kekurangan cadangan mata uang asing hingga tahun 2023. Akibatnya negara ini harus mengurangi impor bahan bakar yang memicu aksi protes dari serikat pedagang dan pengangkut barang yang intens.

Bolivia juga sangat terpolarisasi setelah bertahun-tahun mengalami ketidakstabilan politik, dan partai berkuasa Gerakan Menuju Sosialisme (MAS) terpecah oleh konflik internal antara pendukung Arce dan Morales.

Morales, yang merupakan presiden pribumi pertama Bolivia, sangat populer sampai ia mencoba melanggar konstitusi dan mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat pada tahun 2019. Setelah Arce memenangkan kursi kepresidenan pada Oktober 2020, Morales pun ancang-ancang untuk kembali ke tampuk kekuasaan.

Sejak itu, perebutan kekuasaan semakin meningkat di antara kedua tokoh tersebut, dan Morales semakin mengkritik pemerintah dan menuduh pemerintah melakukan korupsi, menoleransi perdagangan narkoba, dan mengesampingkannya secara politik. Dan puncak konflik internal terjadi pada enam bulan lalu ketika mahkamah konstitusi mendiskualifikasi Morales dari pemilu 2025.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top