Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lonjakan Pengguna KRL I ”Commuter Line” Belum Aman dari Penyebaran Covid-19

150 Bus Gratis Disiapkan di Bogor

Foto : ANTARA/HO/Pemkot Bogor

Wali Kota Bogor mengawasi penumpang KRL yang mengantre sangat panjang di Stasiun Bogor, pada Senin (6/7/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Sebanyak 150 bus gratis disiapkan pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Provinssi DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan untuk mengurai kepadatan penumpang KRL. Lalu, 10 bus lagi akan berangkat dari pul Damri di samping Botani Square.

"Pak Wali menyampaikan hari Senin personel harus optimal dalam pengaturan busnya ataupun penumpangnya. Makanya, kita sudah menyiapkan skenarionya, yaitu papan jalur dan papan pembatas untuk antrean," ungkap Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo, dalam keterangan tertulis, Minggu (12/7).

Hal itu disampaikannya usai mendampingi Wali Kota Bogor, Bima Arya, meninjau persiapan di pintu masuk Stasiun Bogor, Jalan Mayor Oking, Sabtu (11/). Turut hadir juga Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyach, Kepala Stasiun Bogor Arkansyah, dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna.

Ke-150 bus tersebut terdiri dari 75 bus Kementerian Perhubungan, 75 bus merupakan bus dari Provinsi DKI. Sebanyak, 10 bus akan berangkat dari pul Damri, di dekat Botani Square. Sisanya, 140 bus akan berangkat dari Stasiun Bogor.

Sebanyak 140 bus yang berangkat dari Stasiun Bogor dengan tujuan Sudirman, Juanda, Tanah Abang dan Manggarai. Sedangkan 10 bus yang berangkat dari pul Damri dengan tujuan Sudirman dan Juanda.

Bima berharap skema transportasi pada Senin dapat mengurai lonjakan penumpang di Stasiun Bogor selama pemberlakukan PSBB.

Protokol Kesehatan

Selain itu berdasarkan kesepakatan, kapasitas penumpang bus juga akan ditambah sampai 70 persen. "Kira-kira, ada 40 kapasitas di dalam satu bus," ujar dia. Jadi perhitungannya, sebanyak 40 kapasitas bus dikalikan 150 bus maka langkah pemerintah pusat dapat mengangkut sebanyak 6.000 penumpang dengan bus. Upaya tersebut diperkirakan dapat mengurai lonjakan penumpang KRL.

Bima menjelaskan, setiap hari Senin, tidak dapat dilakukan dengan menambah kapasitas jumlah penumpang di dalam gerbong kereta.

"Menindaklanjuti persoalan yang terjadi di Stasiun (Bogor) disampaikan bahwa kondisi tidak memungkinkan untuk menambah kapasitas gerbong (di dalam gerbong) karena situasi belum aman dan masih ditemukan pasien positif," ujar Bima,

Pasalnya dari hasil swab test yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada 7 Juli lalu, dari 155 swab tes, sebanyak dua swab tes dinyatakan positif. Penumpang merupakan pengguna KRL yang bekerja di Jakarta. Menurut pengakuannya, dia telah menggunakan masker dan mentaati protokol kesehatan.

Yayat Supriatna, pengamat transportasi mengatakan bus dengan 40 kapasitas berarti bus hampir terisi penuh. "Ya hampir, satu bus itu semua, hampir semua tempat duduk terpenuhi," ujar dia.

Yang utama, kata Yayat penambahan penumpang di masa PSBB tidak sekdar mengurai lonjakan di Stasiun KRL. Kenaikan penumpang bus perlu disertai dengan persyaratan protokol kesehatan yang ketat." Artinya ditambah boleh, tapi ada persyaratannya, nggak?" ujar dia.

Persyaratan itu berupa penggunaan masker, face shield, hand sanitizer, hp dimatikan serta tidak boleh ngobrol di dalam bus. Selain itu, bus dibersihkan, disemprot disinfektan maupun jendela dibuka untuk perputaran udara. "Artinya, jika protokol kesehatan itu dipenuhi yang silahkan saja, tapi dengan persyaratan yang ketat," ujar dia. n din/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Dini Daniswari

Komentar

Komentar
()

Top