Senin, 09 Des 2024, 02:40 WIB

1.200 Jiwa Tewas Akibat Mpox di Afrika

Direktur Jenderal CDC Afrika, Jean Kaseya

Foto: AFP/Amanuel Sileshi

ADDIS ABABA - Jumlah korban tewas akibat wabah mpox yang sedang berlangsung di Afrika telah mencapai 1.200 jiwa, dengan jumlah kasus yang dilaporkan sepanjang tahun ini menembus angka 62.000, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Afrika.

Dalam konferensi pers daring pada Kamis (5/12) malam lalu, Direktur Jenderal CDC Afrika, Jean Kaseya, mengatakan 20 negara Afrika telah melaporkan 62.171 kasus mpox sejak awal tahun ini, dengan 13.579 kasus di antaranya telah terkonfirmasi, dan jumlah korban tewas bertambah menjadi 1.200 jiwa.

Data dari badan perawatan kesehatan khusus Uni Afrika tersebut menunjukkan bahwa pada pekan lalu saja, benua Afrika melaporkan 2.708 kasus baru, termasuk 565 kasus terkonfirmasi dan 36 kasus kematian.

"Jika kita bandingkan dari pekan pertama Januari hingga pekan terakhir November 2024, kita mencatatkan peningkatan lebih dari 716 persen (dibandingkan dengan keseluruhan tahun 2023). Jika tren ini terus berlanjut, sudah pasti, pada akhir Desember, kita akan mencatatkan peningkatan kasus lebih dari 800 persen dibandingkan dengan 2023," ungkap Kaseya. "Ini menjadi bukti bahwa setelah pandemi Covid-19, mpox menjadi wabah terbesar yang dihadapi Afrika," imbuh Kaseya.

Mpox, yang dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox), kali pertama terdeteksi pada monyet laboratorium pada 1958. Mpox merupakan penyakit virus langka yang biasanya menular melalui cairan tubuh, percikan cairan saluran pernapasan, dan benda yang terkontaminasi lainnya. Infeksi mpox biasanya menyebabkan demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. SB/Ant/Xinhua/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: