Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Bumi

10 Spesies Trilobita Baru Mengungkap Rahasia Superbenua Kuno Gondwanaland

Foto : Wikimedia Commons
A   A   A   Pengaturan Font

Penemuan sepuluh spesies trilobita baru di Thailand yang berasal dari 490 juta tahun yang lalu, memberi wawasan unik tentang sejarah geologi Bumi dan superkontinen kuno Gondwanaland.

Trilobit atau trilobita (trilobite) adalah kelompok fosil artropoda laut yang sudah punah. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok artropoda paling awal di Bumi dengan waktu pertama kemunculannya pada 250 juta tahun silam.

Hasil penelitian baru tentang hewan yang telah punah ini adalah sepuluh spesies trilobita yang baru ditemukan. Hewan-hewan ini tersembunyi selama 490 juta tahun di wilayah Thailand yang jarang dipelajari. Hal ini mungkin merupakan bagian yang hilang dari teka-teki rumit geografi dunia kuno.

Trilobita memiliki kepala berbentuk setengah bulan yang bernapas melalui kaki mereka. Monograf setebal 100 halaman di jurnal Inggris memberi rincian mendalam tentang spesies baru ini, termasuk spesies baru ini yang diberi nama untuk menghormati Putri Kerajaan Thailand, Maha Chakri Sirindhorn.

Fosil trilobita yang ditemukan di Thailand tersebut terperangkap di antara lapisan abu membatu di batu pasir. Material itu adalah hasil letusan gunung berapi purba yang mengendap di dasar laut dan membentuk lapisan hijau yang disebut tufa.

Tufa atau tuf merupakan batu putih, sejenis batuan piroklastik yang mengandung debu vulkanik yang dikeluarkan selama letusan gunung berapi. Setelah ejeksi dan pengendapan, abu tersebut mengalami litifikasi menjadi batuan padat.

Tidak seperti beberapa jenis batuan atau sedimen lainnya, tufa mengandung kristal zirkon mineral yang terbentuk selama letusan. Sesuai dengan nama batuannya, lapisan abu yang membatu tersebut bersifat keras.

Zirkon stabil secara kimia serta tahan panas dan cuaca. Ini sama kerasnya dengan baja dan bertahan ketika mineral dalam jenis batuan lain terkikis. Di dalam kristal zirkon yang tangguh ini, atom-atom uranium secara bertahap membusuk dan berubah menjadi atom timbal.

"Kita dapat menggunakan teknik radioisotop untuk mengetahui kapan zirkon terbentuk dan dengan demikian mengetahui usia letusan serta fosilnya," kata Nigel Hughes, salah satu penulis monografi dan profesor geologi UC Riverside dikutip dariScitechDaily.

Dalam sejarah jarang ditemukan tufa dari periode waktu tertentu, seperti pada periode akhir Kambrium antara 497 dan 485 juta tahun yang lalu. "Tidak banyak tempat di dunia yang memiliki hal ini. Ini adalah salah satu interval waktu terburuk dalam sejarah Bumi," kata Hughes.

"Tufa akan memungkinkan kita untuk tidak hanya menentukan usia fosil yang kami temukan di Thailand, namun juga untuk lebih memahami bagian dunia seperti Tiongkok, Australia, dan bahkan Amerika utara di mana fosil serupa telah ditemukan pada batuan yang tidak dapat diberi usianya," kata Shelly Wernette, mantan ahli geologi lab Hughes yang sekarang di Texas State University, dan penulis pertama monografi tersebut.

Informasi Berharga

Fosil trilobita tersebut ditemukan di pesisir sebuah pulau bernama Ko Tarutao. Jaraknya sekitar 40 menit ke barat daya dari daratan melalui perahu berkecepatan tinggi dan merupakan bagian dari situs geopark UNESCO. Statusnya ini membuat tim ilmuwan internasional terdorong untuk bekerja di kawasan ini.

Bagi Wernette, penemuan paling menarik adalah 12 jenis trilobita yang pernah terlihat di belahan dunia lain, namun belum pernah terlihat di Thailand sebelumnya. "Kami sekarang dapat menghubungkan Thailand ke beberapa bagian Australia, sebuah penemuan yang sangat menarik," kata dia.

Selama masa hidup, trilobita di wilayah ini berada di pinggiran terluar benua Gondwanaland, sebuah benua super kuno yang meliputi Afrika, India, Australia, Amerika selatan, dan Antartika. Daratan yang luas ini pernah ada selama era Neoproterozoikum sekitar 550 juta tahun yang lalu hingga periode Jurasik, sekitar 180 juta tahun lalu.

"Karena benua-benua bergeser seiring berjalannya waktu, bagian dari tugas kami adalah menentukan letak wilayah Thailand ini dalam kaitannya dengan wilayah Gondwanaland lainnya," kata Hughes. "Ini adalah teka-teki gambar 3D yang bergerak dan berubah bentuk yang kami coba susun. Penemuan ini akan membantu kita melakukan hal tersebut," ujar dia.

Misalnya saja spesies yang diberi nama Putri Kerajaan Sirindhorn. Spesies ini diberi nama sebagai penghormatan kepada sang putri atas dedikasinya yang teguh dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di Thailand.

"Saya juga mengira spesies ini memiliki kualitas yang agung. Ia memiliki hiasan kepala yang lebar dan garis-garis yang bersih," ungkap Wernette.

Jika para peneliti dapat memperoleh usia dari tufa yang mengandung spesies yang memiliki nama yang sama, Tsinania sirindhornae, dan menentukan kapan mereka hidup, mereka akan dapat mengatakan bahwa spesiesTsinaniayang berkerabat dekat yang ditemukan di Tiongkok utara dan selatan kira-kira memiliki usia yang sama.

Pada akhirnya, para peneliti merasa bahwa gambaran dunia kuno yang tersembunyi di dalam fosil yang mereka temukan mengandung informasi yang sangat berharga untuk masa kini.

"Apa yang kita miliki di sini adalah sebuah kronik perubahan evolusioner yang disertai dengan kepunahan. Bumi telah menuliskan rekor ini untuk kita, dan kita beruntung memilikinya," kata Hughes.

"Semakin banyak kita belajar dari hal ini, semakin baik kesiapan kita menghadapi tantangan yang kita rekayasa di planet ini untuk diri kita sendiri saat ini," tambah Wernette. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top