Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Banjir I Dinas SDA Klaim Gerebek Lumpur Efektif Kurangi Banjir

10 Lokasi di DKI Berpotensi Alami Gerakan Tanah

Foto : ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam Apel Penugasan Penanganan Bencana dan Pendistribusian Sarana Pendukung Musim Hujan di Kantor BPBD Jakarta, Rabu (29/12/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan ada sebanyak 10 lokasi di Jakarta berpotensi mengalami pergerakan tanah tingkat menengah pada Maret 2022.

"Informasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM, beberapa lokasi di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah," tulis unggahan dalam akun media sosial instagram BPBD DKI Jakarta, dipantau Selasa (1/3).

Pada zona nenengah ini, BPBD menyebutkan, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan.

Unggahan dalam akun media sosial instagram BPBD DKI Jakarta itu juga mengingatkan, lurah, camat, dan masyarakat, di sekitar lokasi yang berpotensi, diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.

Berdasarkan unggahan tersebut, 10 lokasi yang memiliki potensi pergerakan tanah tersebut berada di dua kota administratif yakni, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Di Jakarta Selatan, lokasinya di Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan. Sedangkan, di Jakarta Timur, lokasinya di Kramat Jati, dan Pasar Rebo.

Prakiraan lokasi potensi terjadi gerakan tanah, disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kembalikan Drainase

Sementara itu, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengklaim program gerebek lumpur mampu mengurangi titik banjir di Ibu Kota. Pasalnya, gerebek lumpur dapat mengembalikan daya tampung drainase yang ada di Jakarta, sehingga tidak cepat meluap.

"Sangat punya pengaruh besar, kalau namanya (diibaratkan) kapasitas air satu gelas kita sediakan satu gelas, jangan pas hujan dia tinggal (berkapasitas) setengah," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Yusmada mengatakan sejumlah daerah rawan banjir mengalami penurunan rendaman air, seperti daerah Gunung Sahari, Jakarta Utara. Begitu juga di Jalan Belibis, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

"Program gerebek lumpur sudah banyak dirasakan oleh masyarakat berkurang itu genangan. Bukannya tidak ada tapi berkurang, dan genangan ada cepat surut," ujarnya.

Dikatakan Yusmada, selain gerebek lumpur, pembangunan sumur resapan juga ikut andil dalam mengurangi banjir di daerah tersebut. "Salah satu faktor cepat surut lagi kita membangun sumur resapan itu. Fungsi pertama mempercepat surut, kedua dia mengurangi run off," jelasnya.

Menurut Yusmada, sumur resapan berhasil menahan aliran air dari hulu sehingga daerah hilir yang biasa jadi langganan banjir berkurang.

Terkait normalisasi kali Ciliwung, Yusmada memastikan tetap berjalan. "Sampai dengan hari ini normalisasi Sungai Ciliwung masih tetap berjalan," tuturnya.

Yusmada mengatakan, normalisasi kini berfokus pada daerah terdampak banjir, bukan lagi pada panjang target yang harus dikerjakan, yakni 33 kilometer. Untuk itu, pendekatan Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian PUPR melanjutkan normalisasi pada tempat-tempat yang rawan saja.

Kendati begitu, Yusmada menambahkan kendala pembebasan lahan yang masih sedang berjalan ada 7 Kelurahan dan 2 kelurahan sudah selesai dilakukan pembebasan pada tahun 2021.

"Ketujuh kelurahan tersebut yaitu Cawang, Rawajati yang sudah selesai, dan akan datang adalah kelurahan Kebon Baru, Manggarai, Pengadegan, Bidara Cina dan Kampung Melayu akan di prioritaskan pada tahun 2022," sambungnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top