Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Pertanian - 70 Persen Petani di Jabar Berusia Lansia

1.249 Petani Milenial Diwisuda

Foto : ANTARA/Arif Firmansyah

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) bersama presenter Andi F Noya (kanan) berbincang dengan peserta program Petani Milenial di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Sebanyak 1.249 petani milenial angkatan I Program Petani Milenial diwisuda Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara luring dan daring di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Kabupaten Bogor.

"Setelah satu tahun dimulai 20 Maret 2021, hari ini dari sekian banyak yang mengikuti Program Petani Milenial diwisuda 1.249 orang," ujar Gubernur Ridwan Kamil, Kamis kemarin.

Ridwan Kamil atau Kang Emil menyatakan tak memungkiri, selama perjalanan satu tahun ini banyak terjadi dinamika, hingga menyebabkan sebagian petani milenial tidak cukup berhasil.

Seperti adanya kendala akses ke perbankan karena tak memenuhi persyaratan, salah komoditas, hingga gagal panen.

Namun 1.249 petani milenial inilah yang membuktikan konsistensi dan pantang menyerah. "Mengapa segini, artinya ada yang berhasil ada yang tidak karena menyerah di perjalanan, urusan akses ke perbankan tidak memadai, ada yang salah komoditas, dan gagal panen. Tapi yang berhasil ini membuktikan mereka konsisten," tutur Kang Emil.

Peserta yang mengikuti wisuda ini adalah peserta Program yang memiliki pendapatan minimal setara upah minimum kabupaten/kota di lokasi usaha.

Berbagai macam latar belakang peserta yang ikut dalam program ini hingga inaugurasi, mulai dari mereka yang berlatar belakang keluarga petani, juga ada sarjana non-pertanian seperti psikologi, sastra, mahasiswa, dosen, seniman, maupun ibu rumah tangga.

Peserta yang diwisuda sebagian besar peserta laki-laki 88 persen, sedangkan peserta perempuan 12 persen.

Dari kategori umur, untuk usia 19-24 tahun 19 persen, usia 25-29 tahun 26 persen, dan paling banyak peserta di usia 30-39 tahun yang mencapai 55 persen.

Bukan Karpet Merah

Kang Emil menegaskan, bahwa petani milenial bukan program karpet merah yang secara instan bisa langsung menghasilkan keuntungan tanpa rintangan.

Program ini diibaratkan pendakian gunung yang harus selalu didampingi pemerintah lewat pelatihan, anggaran, lahan, teknologi sampai pemasaran. "Saya bilang program ini bukan program karpet merah yang bisa langsung sukses, melainkan program mendaki gunung yang didampingi pemerintah melalui pelatihan, anggaran, lahan, peralatan, dan pemasaran," katanya.

Kendati demikian, Ridwan Kamil optimistis, di tahun-tahun berikutnya jumlah petani milenial yang berhasil dan diwisuda akan semakin bertambah. Tentunya dengan diiringi evaluasi di sektor yang kurang.

"Jadi ada keberhasilan ada juga kekurangsempurnaan yang terus kita perbaiki. Tapi saya optimistis, boleh dicek dengan provinsi lain yang paling produktif melahirkan anak muda kembali bertani di desa adalah Jabar," kata Kang Emil.

Ridwan Kamil pun meyakini, dengan konsistensi Program Petani Milenial, ke depan usia petani di Jabar bisa digantikan oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun. Saat ini 70 persen petani di Jabar rata-rata berusia 70 tahun.

"Dengan konsistensi maka usia petani yang saat ini 70 persen sudah lansia bisa digantikan oleh generasi baru yang di bawah 40 tahun," katanya.

Regenerasi petani pun kini sudah terlihat dari penggunaan teknologi pengolahan pertanian hingga pemasaran yang tak ditemui pada petani lansia. "Saat ini terlihat petani muda sudah mulai pakai teknologi," kata Kang Emil.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top