Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tentang Upaya Pencegahan atas Serangan Teroris

"Markas-markas Komando Kini Sudah Di-'Back Up' Satuan Brimob"

Foto : ANTARA/Reno Esnir
A   A   A   Pengaturan Font

Serangan teror itu membuat Polri harus meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan. Untuk mengantisipasi serangan teror, apa langkah yang sudah dilakukan Polri? Berikut wawancara wartawan dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/7).


Untuk mengatasi semakin masifnya serangan teror kepada anggota Polri dan kantor kepolisian, apa yang telah dilakukan Polri?


Menghadapi situasi seperti ini, kepolisian, utamanya kami sudah menugaskan kepada seluruh anggota di jajaran untuk mengamankan Markas Komando atau Mako dan mengamankan diri masing-masing pada saat bertugas, di rumah, maupun di perjalanan.

Ingat di kasus Tangerang dulu, itu anggota kita beberapa kali dibunuh pada saat mereka pulang tugas, sendirian.

Diikuti, dari polsek diikuti, terus mereka dibacok di jalan. Pernah terjadi penyerangan markas seperti di Cirebon, mungkin masih ingat 2011 bom bunuh diri masuk ke dalam masjid.

Nah, ini yang harus diwaspadai. Saya sudah instruksikan kepada seluruh kepala wilayah, kasatker, memperkuat dan mengevaluasi sistem pengamanan markas masing-masing.


Jadi pengamanan kantor polisi diperketat?


Kantor polisi ini kan adalah ruang publik, di mana masyarakat membuat laporan, ada yang dijadikan saksi segala macam. Nah, ini dibuat pengamanannya lebih ketat sehingga orang yang masuk nggak sembarangan.

Jualan ini, jualan itu masuk kantor, media pun nggak boleh masuk pemeriksaan, disediakan tempat khusus buat media karena bisa jadi nanti terorisme menyamar menjadi wartawan, sangat bisa.


Koordinasi dalam penanganan terorisme bagaimana?


Kedua, saya sudah mengumpulkan semua jajaran Polri yang bertugas dalam penanganan terorisme. Saya mau perlebar. Sekarang kekuatan mereka dibuat dobel.

Kemarin saya panggil ASDM dengan mereka kita akan buat dobel. Anggaran juga kita akan tambah, peralatan juga kita akan tambah. Tempat juga akan saya berikan tempat khusus.


Nanti, kalau Gedung Polda Metro Jaya yang 27 lantai sudah jadi, gedung yang sekarang ditempati Kapolda, saya akan serahkan kepada mereka.

Dibuat sistem pengamanan yang lebih ketat supaya bisa menampung jumlah personel yang lebih baik. Kenapa?

karena dengan dibuat dobel, ini lawan kita sudah mulai berkembang maka jumlah personel harus meningkat supaya pengamanannya lebih kuat lagi. Monitor, operasi, akan lebih keras lagi.


Apalagi yang akan dilakukan?


Kemudian di samping tadi, saya sampaikan penambahan jumlah anggota, karena yang tahu tentang jaringan itu adalah teman-teman Densus dan Satgas Antiteror Polri, sedangkan teman-teman yang lain nggak tahu yang mana lawan, yang mana kawan. Markas-markas, kantor-kantor di-back up oleh Brimob.


Untuk jaringan teroris sendiri, apa langkah Polri untuk mengatasinya?


Sebaliknya, saya meminta kepada jajaran Densus, intelijen untuk memetakan, mengetahui posisi mereka, memprofil sehingga mereka ditempatkan dalam akuarim, mereka nggak tahu kita, kita tahu dia.

Saya sudah pernah sampaikan ISIS dan pendukungnya punya doktrin Takfiri beda kelompok JI dan Al Qaedah nama doktrinnya Salatul Jihadih, yang tidak boleh membunuh umat muslim yang lain.


Kalau ada yang meninggal itu bagian yang tak terhindarkan dan mereka masuk surga. Bagi Takfiri konsepnya Tauhid semuanya harus berasal dari Allah SWT yang bukan dari Allah SWT itu bidah, kalau benda harus dihancurkan, orang harus dibunuh.

Nah, jadi muslim yang tak satu aliran dengan mereka adalah kafir, apalagi yang bukan muslim. Kafir ini juga dibagi dua, Kafir Harbi yang menyerang mereka dan Kafir Nini yang tidak menyerang mereka dan tunduk kepada mereka ini tak boleh dibunuh, tapi harus bayar pajak.


Dalam berbagai kesempatan Anda menyebut polisi jadi target teroris?


Betul. Polisi Indonesia karena tugas lakukan upaya paksa, bagi mereka, menganggap kita musuh perang. Mereka anggap kita Kafir Harbi Thaugut tentara setan karena negara ini negara setan bagi mereka.

Penyerangan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, kemarin di Inggris, polisi di House of Parliament juga yang diserang dengan pisau, meninggal, kemudian pelaku ditembak saat itu juga. Diperkirakan lone wolf.


Kemudian di Prancis ada gereja tua yang jadi ikon turisme nomor tiga setelah Menara Eiffel dan Museum Long World, kemudian Notterdam polisi diserang dengan palu kemudian kena luka jatuh, teman polisi lain datang dan ditembak juga. eko nugroho/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top