Belanjakan Anggaran di Awal untuk Percepat Pemulihan Ekonomi
Foto : Sumber: Kemenkeu, DPR RI
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kebinet di Istana Negara Jakarta, Selasa (1/12), meminta semua jajaran menteri dan pimpinan lembaga untuk mengebut realisasi belanja negara tahun 2020 dalam tiga minggu terakhir.
“Ini tinggal kurang lebih tiga minggu. Jadi, semuanya saya minta konsentrasi kepada yang namanya realisasi belanja 2020,” kata Kepala Negara.
Hingga 31 Oktober 2020, realisasi belanja negara mencapai 2.041 triliun rupiah atau 74,5 persen dari total pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Perpres 72/2020 yang sebesar 2.739,2 triliun rupiah. Dengan demikian, masih tersisa 698,2 triliun rupiah yang belum terserap.
Selain fokus merealisasikan belanja di akhir tahun, Presiden juga meminta jajarannya mulai membelanjakan anggaran tahun 2021 pada Januari sehingga bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi.
“Saya ingatkan sekali lagi, belanja-belanja semuanya bisa segera direalisasikan di awal Januari, di awal tahun, sehingga mestinya lelang dimulai sekarang karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sudah dibagikan, jadi bisa dilelangkan segera,” tegas Presiden.
Dalam pembagian DIPA pada pekan lalu, Kepala Negara menyampaikan belanja negara tahun depan senilai 2.750 triliun rupiah atau tumbuh 0,4 persen dibandingkan alokasi belanja di APBN 2020. Alokasi belanja itu untuk kementerian dan lembaga sebesar 1.032 triliun rupiah, lalu transfer ke daerah dan dana desa sebesar 795,5 triliun rupiah.
Belanja tersebut untuk kebijakan strategis nasional seperti untuk pendidikan sebesar 550 triliun rupiah, infrastruktur 417,4 triliun rupiah, perlindungan sosial 408,8 triliun rupiah, kesehatan 169,7 triliun rupiah, dan ketahanan pangan sebesar 99 triliun rupiah.
Selain itu, juga dialokasikan anggaran sebesar 26 triliun rupiah untuk pengembangan teknologi dan informasi serta bidang pariwisata 14,2 triliun rupiah.
Bergantung Pemulihan
Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers mengenai strategi impelementasi APBN 2021 mengatakan belanja pemerintah tetap menjadi andalan untuk pemulihan ekonomi tahun depan, sehingga kementerian dan lembaga memacu penyerapan anggaran.
Ekonomi Indonesia, jelas Menkeu, tahun depan akan tumbuh sekalipun penderita Covid belum turun. Keyakinan itu bisa dilihat dari tren pertumbuhan beberapa bulan terakhir, meskipun belum bisa dipastikan seberapa besar pertumbuhannya. “Itu bergantung dari cara kita untuk recovery. Tapi kalau ditanya apakah tumbuh, yah tentu tumbuh, berapa kuatnya belum bisa dipastikan saat ini,” kata Menkeu.
Menurut dia, kekuatan daya pacu anggaran ke depan sangat ditentukan oleh efektivitas bantuan sosial (bansos) yang disalurkan. n ers/E-9
Submit a Comment